Jumat, 20 Juni 2008

Sepeda Riwayatmu Dulu

Menurut sejarah, sepeda berasal dari daratan Eropa diakhir abad 18. Tapi, menurut sumber lain, sepeda pertama konon justru dibangun di Inggris. Saat pertama dibangun jangan membayangkan sepeda itu sudah komplit laiknya sepeda-sepeda ala sekarang. Yang disebut sepeda, adalah dua papanberbentuk bulat yang berfungsi sebagai roda kemudian dihubungkan dengan rangka kayu untuk menyatukan keduanya.
Tak ada system pengendalian –setang-, pedal apalagi rem. Karena tak ada pedal, tenaga penggeraknya adalah dua kaki yang mengayuh di jalanan sementara tubuh duduk di rangka kayu tersebut. Canggung? Tentu saja. Tapi, walau begitu alat yang kelak disebut sepeda itu sudah cukup membantu orang-orang –pada masa itu- untuk berjalan. “Sepeda” model-model itu di daratan Eropa sana lazim disebut dengan Hobby Horse atau velocipede.

Tersebutlah seorang mahasiswa matematika dan mekanik di Heidelberg bernama Baron Karl Von Drais, yang melakukakan modifikasi radikal terhadap velocipede itu. Di bagian depan rangka, dia memberi sebuah system yang memungkinkan roda depan bisa berbelok kekanan atau kekiri. Sumbangan penemuan lainnya datang dari Kirkpatrick Macmillan ditahun 1839, yakni dengan menambahkan batang penggerak yang menghubungkan roda belakang dan roda depan dan meletakan sebuah engkol kayu untuk menggerakannya roda. Bagaimana cara menjalankan “sepeda” itu? Pengendara cukup duduk dan menggerakan engkol itu naik turun. Sempurna?

Nanti dulu! Selain bahannya yang masih terbuat dari kayu –otomatis menjadi sangat berat- “sepeda” ala Macmillan sangat tidak stabil. Ide tentang roda yang berjari-jari disumbang oleh James Starley orang Inggris tahun 1870. Dengan system jari-jari pada roda, Starley bisa menghemat material kayu dan membuat “sepeda” lebih ringan untuk dikendarai. Sayangnya, walau sepeda buatan Starley sangat populer di Eropa, sepeda tersebut juga dikenal tidak “ramah” bagi pengedara yang bertubuh mungil dan wanita. Apa pasal? Ternyata sepeda ciptaan Starley adalah sepeda high wheel bicycle yakni sepeda dengan roda depan yang sangat besar, sedang roda belakangnya tergolong mungil. Kelemahan lain, posisi pedal dan jok yang cukup tinggi. Untunglah kelemahan itu diperbaiki oleh keponakan Starley yang bernama John Kemp Starley enam belas tahun kemudian yang secara jitu menemukan solusi. Ia berhasil memasang rantai dan menyamakan besarnya roda depan dan belakang.

Penemuan paling justru terjadi saat teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan serta mulai digunakannya karet sebagai bahan baku ban. Sayangnya masalah keselamatan dan kenyamanan pengendara belum belum terpecahkan. Sepeda kala itu belum menggunakan rem apalagi system suspensi. Apa akibatnya? Pinggang dan punggung pengendara akan remuk-remuk karena guncangan ban dari jalan –yang juga belum beraspal- langsung diteruskan ke sadel.

John Boyd Dunlop di tahun 1888 yang kemudian bisa meredam guncangan tersebut. Caranya? Ternyata gampang, dia menemukan teknologi yang memungkinkan roda di isi dengan angin. Berkat angin yang dibungkus karet, apalagi kemudian ditemukan per untuk suspensi maka guncangan pada pengendara akibat jalanan yang tidak rata bisa dikurangi. Dus, bisa dibilang sepeda modern seperti ini sudah sangat jauh beda dibanding kakek moyangnya si velocipede yang jadul.

Penemuan berikutnya yang ikut menyumbang teknologi persepedaan, yakni mulai digunakan sebuah mekanisme untuk menghentikan laju sepeda alias rem. Tak hanya itu belakangan perbandingan gigi yang bisa diganti-ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan membuat sepeda makin nyaman untuk dikendarai. Yups, dititik ini sepeda berhasil mempensiunkan kejayaan kereta kuda dan hewan-hewan kendaraan sejenisnya.

Hanum dari berbagai sumber

Rabu, 11 Juni 2008

Awal Cerita

Tak ada pemandangan ganjil di Blang Padang setiap minggu pagi. Masih tetap ramai orang-orang berkumpul. Beberapa hanya duduk-duduk, beberapa memilih berlari-lari kecil mengelilingi lapangan, sementara beberapa lainnya bersenam jantung sehat atau hanya duduk-duduk menikmati siomai, ketoprak atau sekeder mie goreng.

Seperti minggu-minggu yang lain Blangpadang mengalir bersama pagi. Hanya saja, diawal Mei itu dari salah satu gerobak bubur ayam sesekali terdengar suara memanggil pelintas yang bersepeda. Ada yang berhenti ketika dipanggil, sekedar menengok atau tetap saja mengayuh tak peduli.

Beberapa kemudian berkumpul di gerobak bubur ayam itu. Ngobrol sebentar atau sekedar sarapan lalu mengayuh bersama. Begitu setiap minggunya. Bertambah satu-satu dan terus bertambah. Blangpadang-Gunung Matai-Loknga-Lampuu-Blangpadang. Atau kadang hanya Blangpadang-Eulele-Pekan Bada dan selalu kembali ke Blang Padang.

Apakah hanya cukup begitu? Tidak. Tiga puluh Mei di Taman sari tak hanya cukup bersepeda. Ada yang medesak untuk di wujudkan. Akhirnya nama PEDAL dipilih untuk tujuan bersama itu. Semua tahu pedal adalah adalah tempat kaki berpijak untuk mengayuh, mengayuh tenaga, semangat dan menyatukan perbedaan. Selain itu PEDAL adalah Pencinta Sepeda dan Lintas Alam.

Kenapa mesti berPEDAL? Tak ada kata lain, selain kebersamaan. Bersama untuk mengayuh, bersama untuk menciptakan alternatif dan bersama untuk bersama-sama itu sendiri. Ya PEDAL adalah komunitas dan tak akan hilang ketika para NGO-NGO itu pergi dari Aceh. Kami akan tetap ada, karena kami adalah Aceh itu sendiri. Kami mencoba menapakan kaki dan berakar di tanah ini. Kata kuncinya adalah kearifan lokal.

Yups, karena setiap sepeda punya PEDAL

Kontak Pedal

Pedal Aceh tidak (belum) memiliki kantor sekretariat tetap. Acara rutinitasnya adalah bersepeda di minggu pagi. Bila tidak dikatakan lain maka tempat berkumpul adalah di Blang Padang, didepan Rumah Walikota di samping bubur ayam. Jika ingin bergabung lewat saja di depan rumah Walikota pagi minggu (jangan lebih dari jam 7 pagi) pasti akan segera di panggil untuk diajak ikut bergabung. Tidak ada syarat yang mengikat, hanya bersepeda (artinya kamu punya sepeda). Tidak bermerek, artinya tidak mewajibkan yang bergabung harus menggunakan sepeda dengan merek tertentu. Tidak berkelas-kelas, artinya yang ingin bergabung boleh dari kelas sosial, ekonomi, umur apapun. So, mari bersepeda.

Alamat email PEDAL : pedalatjeh@yahoo.com, mereudu@yahoo.com

Kalau mau ingin ngobrol mari bergabung di Milis PEDAL : http://groups.yahoo.com/group/pedalatjeh


Kontak Person bisa menghubungi :
Khaidir : +6281269878785
Romi : +6281388224490

Selamat Bergabung bersama PEDAL.